Kotak Kecil dalam Kotak

Seperti malam-malam sebelumnya, dia akan menyapa kotak-kotak kecil dalam lemari kayu semesta. Memastikan kotak-kotak kecilnya tersimpan dengan tenang dan mengembara dengan bebas dalam ruangan di balik lemari kayu itu.

Malam ini juga sama.

Dia berjalan ke ruangannya dan membuka lemari kayu itu. Menyapa kotak-kotak kecil yang sedang beterbangan di dalam lemari dengan warna cahaya yang mereka miliki masing-masingnya. Jika kau melihat isi lemarinya, kau tidak akan menyangka bahwa ternyata ada dunia tanpa batas dalam sebuah lemari kayu tua di pojokan ruangan itu.

Benar.

Itulah tempatnya menyimpan kotak-kotak kecil yang dia temukan.

Di malam hari, biasanya dia akan duduk berlama-lama di depan lemari semesta yang terbuka itu dan salah satu dari kotak-kotak kecilnya akan menceritakan sebuah kisah sedang yang lainnya akan bersenandung sambil menari dengan bintang-bintang. Lalu dia akan memulai memainkan flute-nya.

Aku pernah diajaknya sekali. Nyanyian kotak-kotak kecil itu berbeda dari nyanyian yang biasanya kita dengar. Sulit untuk mendeskripsikannya. Hanya saja jika kau mendengar nyanyian mereka, rasanya damai dan luas. Itu saja yang bisa aku deskripsikan. Aku seperti dihujani banyak rasa dari yang paling buruk hingga yang membuat bahagia. Semua rasa itu bercampur jadi satu, kemudian aku justru hanya merasakan damai.

......

Dia masih memainkan flute-nya. Suara malam pun ikut bergabung dengannya malam itu.

Tak lama di tengah orkestra ajaib itu berpendarlah cahaya dari bunga Lily hutan dalam vas di meja kecil samping lemari kayu itu. Cahaya itu awalnya hanyalah temaram lembut yang makin lama makin terang. 

Dia menoleh ke bunga Lily itu.

Kembali terhisap.

Dia kembali terhisap dalam cahaya aneh yang tiba-tiba muncul itu. Membawanya ke tengah hutan yang dipenuhi bunga Lily. Orang-orang menyebutnya May Lily, bunga-bunga putih kecil yang menggantung cantik di tangkainya.

Dia merasakan perasaan tidak asing seperti dejavu.

Bukan.

Ini memori nyata. Dia seperti merasakan memori yang nyata. Kembali lagi dibawanya seperti menonton sepotong-sepotong adegan yang pernah terjadi. 

Tiba-tiba salah satu dari bunga Lily itu menyapa, "Hai". Dia tersadar kembali dan mencari-cari dari manakah asal suara itu. 

"Aku di sini, tepat di depanmu," katanya kembali.
Dia menunduk menemukan bunga May Lily yang memancarkan cahaya ada di depannya.

"Aku punya sesuatu untukmu.", kata bunga itu dan sebuah kotak warna putih perlahan muncul darinya.

Dia melihat kotak putih itu. "Bukankah ini kotak putih yang ada dalam lemariku?", tanyanya pada bunga Lily.

"Dia ada di dalam sini. Bukalah. Selama ini dia tidak pernah muncul tapi dia ada di balik kotak putih ini karena khawatir kau tidak akan pernah menerimanya dan membawanya ke lemari semestamu. Dan kotak putih ini muncul untuk menyimpannya hingga kau siap," lanjut bunga Lily itu.

Dia lalu membuka kotak kecil putih itu dan kotak kecil lain muncul dari dalamnya.

Setelah terdiam cukup lama melihat kotak kecil yang baru saja muncul. Dia teringat kembali. 

"Aku ingat. Ini kotak kecil yang aku tinggalkan oleh karena merasa belum cukup mampu menampungnya. Aku merasa aku hanya akan merusaknya jika aku bawa kotak itu dan terlalu banyak rahasia yang disimpan juga pengorbanan yang memancar darinya. Kotak kecil yang memberi bahagia yang menyakitkan untukku waktu itu," katanya pada bunga Lily itu.

"Aku tidak pernah meninggalkannya sejujurnya, aku hanya tidak membawanya ke lemari semesta karena aku belum mengerti itu semua. Dan di sela-sela waktu heningku. Suatu kejadian membuat koneksi itu terputus yang membuatku berhenti bertemu kotak kecil ini. Aku tidak bisa menemukannya. Berhenti dengan sendirinya. Semesta membuatnya berhenti. Aku benar-benar tidak pernah menemukan kotak kecil ini lagi di manapun," lanjutnya bercerita.

"Apa kau sudah berdamai sekarang," tanya bunga Lily.

"Berdamai dengan siapa? Aku tidak pernah membencinya sama sekali," jawabnya.

Dia mengambil kotak kecil dalam kotak putih itu dan berkata padanya, "Sekarang aku bisa membawamu ke lemari semestaku. Aku tidak pernah membencimu dan aku juga tidak pernah membenci yang membantu menemukanmu untukku. Bebaslah terbang di lemariku. Aku akan melepaskanmu."

Tak lama hutan yang dipenuhi bunga Lily itu menjadi begitu terang yang menyilaukan dan dia kembali ke ruangan tempat dia memainkan flute-nya dengan kotak kecil itu sudah ada di atas telapak tangannya.

Dia letakkan ke dalam lemari kayu itu. Kotak kecil itu memancarkan warna kuning, merah muda, coklat, dan sedikit hitam kebiru-biruan yang lembut.

Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.