Anger/Kemarahan

If someone did bad thing eventho they look fine, actually their soul is hurt and suffered. Every human soul is pure. Because of that, theirs will be hurt. So, if someone do bad thing to us, and we feel pain and being hurt till you want them to feel what you feel by doing the same to them or punish them.
Don't do it.
They have been hurt by doing bad thing to us because the nature of human soul is kind. So, if anyone hurt you, actually they are hurting them self too. You can free you by admitting what you feel because of what they did and forgiving them. It will make you less hurt; and them too.
 
Mengambil kalimat yang tertulis dalam buku kecil tempat menampung pikiran yang random terlintas dalam kepala, yang muncul dari apa yang dilihat, didengar, dirasakan ataupun ketika sedang berjalan kaki atau duduk dan melihat interaksi orang-orang atau mendengar suara angin/burung-burung atau melihat pohon-pohon atau yang lainnya. Tidak pernah disangka seringkali catatan-catatan dalam buku kecil ini membantu saya menapak ke bumi lagi ketika kondisi inner sedang melayang-layang di udara. 

Bapak saya selalu bilang bahwa jiwa manusia itu pada dasarnya adalah jiwa yang murni, bersih seperti air yang jernih.

Sehingga ketika manusia itu melakukan suatu hal yang memperkeruh jiwa murninya itu, manusia sejatinya akan merasakan yang namanya suffer.

Membuka-buka kembali dan menemukan catatan singkat di buku kecil saya itu membuat saya teringat seorang anak kecil yang bertanya kepada Zen Master bernama Thich Nhat Hanh. Beliau memberi penjelasan dari kacamata yang lebih dalam lagi.

Anak kecil itu bertanya, "Ketika saya marah, bagaimana saya bisa mengeluarkan/menghilangkan kemarahan saya?"

Dengan tenang beliau bertanya kembali, "Apakah kemarahan itu berasal dari luar atau dari dalam?" dan melanjutkan menjawab pertanyaan anak kecil tersebut:

Kemarahan itu bukan sesuatu yang menyenangkan atau sesuatu yang membuat kita nyaman. Seperti lumpur (mud). Akan tetapi, tanpa adanya lumpur kita tidak bisa menumbuhkan bunga lotus. Lumpur itu berguna bagaimanapun juga, jadi kemarahan kita itu juga berguna bagaimanapun juga.

Jika kita mengerti bagaimana menggunakan kemarahan kita dengan baik, kita dapat menumbuhkan bunga lotus akan kedamaian, kebahagiaan, dan pemaafan.

Kemarahan bukan berasal dari luar diri, namun dari dalam diri. Apabila kita melihat dan mendengar lebih dalam lagi, kita akan mengerti bahwa ada love; kasih sayang/cinta/welas asih. Kemarahan akan merubah dirinya, sehingga kita tidak perlu membuang keluar kemarahan itu.

Contohnya, apabila ada seseorang yang berbuat tidak baik pada kita, tentunya kita akan merasa menderita karena ketidaknyamanan dan sakit hati kemudian kemarahan itu muncul dan biasanya kita rasanya ingin sekali menghukum/membalas orang yang berbuat tidak baik pada kita itu. 

Itu adalah hal yang manusiawi.

Coba kita lihat lagi ke orang itu, apa yang kita lihat darinya, dari dalam dirinya?

Kita akan melihat adanya violence; ada kemarahan di dalam dirinya yang membuatnya berbuat demikian, dia menderita/suffer. Jika dia bahagia, dia tidak akan berkata kasar atau melakukan perbuatan tidak baik itu. Oleh karena dia menderita, dia ingin penderitaan yang dia rasakan keluar dari dalam dirinya dengan melakukan hal itu karena dia tidak tahu bagaimana menangani violence dan ketidakbahagiaan yang ada di dalam dirinya.

Itulah mengapa dia menderita.

Jika kita bisa melihat kemarahan dalam dirinya dan kita mengerti kemarahan itu, kita tidak akan lagi marah padanya, kita tidak akan lagi merasa ingin menghukumnya.

"Poor boy or poor girl.. they suffer. I don't want to punish him/her to make him/her suffer more."

Kemudian dengan senyum kita akan bilang padanya, 

"Dear friend, I know that you suffer, I'm not angry at you, even if you have said/done something like that to me, I don't blame you, I understand you, that's why I'm not angry, I do not suffer"

"Temanku, aku tahu kamu menderita, aku tidak marah padamu, bahkan jika kamu sudah mengatakan/melakukan sesuatu seperti itu padaku, aku tidak menyalahkanmu, aku mengerti kamu, itu sebabnya aku tidak marah. Aku tidak menderita."

Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.