Hujan & Kenangan


Sekotak bahagia akan datang. Sore itu benar-benar sayu mendayu. Aku di sebuah warung makan, menyantap nasi beraroma magis melegakan hati. Aku rasa magis ini bukan karena semata-mata dari nasi yang begitu lezat itu. Namun hati yang memberikan rasanya sendiri. Tatkala terdengar berita akan datang sekotak dari perjalanan jauh dengan kereta. Hati ini mengembang memenuhinya dengan semilir yang mengalir dari alveoli-alveoli yang bersenandung dengan gembira.
Aku pun ikut bersenandung. Bersenandung dalam hati.
Ah. Jangan berlebihan. Jangan berlebihan. Kataku pada diri.
Kotak itu datang ketika sunyi. Deru itu.. terdengar di waktu seusai hujan.

Satu tugas kita berhasil! Kita memang selalu bersama kan? Aku ada, kamu ada. Sekarang.. dalam hati mana lagi yang akan kita kembangkan? Kata sang hujan kepada kenangan.

Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.