Simbah Penjual Ikan

Menyambangi sungai untuk mencari ikan kecil-kecil dengan jaring sederhananya. Dan dijualnya dalam keranjang-keranjang kecil dari anyaman bambu. Tak seberapa jumlahnya. Tidak banyak. Beliau jejer-jejer dengan rapi di atas gelaran karpet kecil ukuran 1 x 1,5 m sebagai alasnya. Saya jadi teringat kenangan masa kecil ketika bermain pasaran kalau istilah anak-anak kecil di Jawa. 

Di pinggiran dinding sebuah bangunan beliau duduk bersama ikan dagangannya hari ini. Bernaung dari terik matahari dalam bayang-bayang dinding.


Melihat bapak tua tersebut membuat saya teringat simbah saya. Beliau sudah sepuh, sama seperti simbah saya. Hati saya tidak tenang melajukan motor. Saya berbalik arah, kembali lagi dan menghampiri beliau. Mengajak beliau mengobrol. Tawanya memperlihatkan gigi-giginya yang bisa dihitung dengan jari. 


Beliau orang daerah Bantul. Saya hanya menangkap kata itu, dusun yang beliau katakan sebelumnya agak tidak jelas didengar. Kesehariannya berjualan ikan-ikan kecil ini, mencari ikan sepanjang kali dan menjualnya. Setiap seminggu mencari ikan beliau istirahat 3 hari kemudian mulai berkerja kembali.


Saya melihat sebuah jaring di sampingnya yang beliau gunakan untuk mencari ikan-ikan kecil itu. Dalam benak saya terpikir bagaimana susahnya mencari ikan-ikan kecil di kali dengan jaring tersebut. Bapak tua telaten sekali mencari ikan-ikan tersebut. Teringat lagi masa kecil saya dulu pun juga sering bermain di sungai mencari ikan-ikan kecil di sungai-sungai dekat persawahan daerah rumah saya.  


Saya membeli sebagian ikan dalam keranjang-keranjang beliau dengan uang yang tersisa dalam dompet saya. Dalam hati, semoga ikan-ikannya laris..


Di rumah, ibu saya bertanya kok ada ikan kecil-kecil. "Iki kok ana iwak cilik di dapur sing tumbas sopo?", ini kok ada ikan kecil di dapur yang beli siapa? tanya ibuku. "Aku, Ma, wau awan wonten simbah-simbah sepuh dodolan ikan di daerah gejayan dekat selokan mataran, simbahe njaring, Ma.", aku, Ma, tadi siang ada simbah-simbah tua jualan ikan di daerah gejayan dekat selokan mataram, simbahnya menjaring, Ma, kataku.




Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.