Tentang Ilalang



"Nama latin ini apa?", tanyamu riang.

"Imperata cylindrica..", kataku padamu sambil sibuk mengetik pada kolom pencarian untuk nama latin dari tanaman tersebut pada ponselku.

Kau tersenyum.

Melihatmu memandangi hamparan ilalang yang berayun-ayun di sekelilingmu dengan mata bebinar-binar, membuatku begitu saja menanggapi pertanyaan randommu yang sebenarnya hampir tidak begitu penting untuk dijawab.

Dasar.. masih saja random seperti biasa, ujarku dalam hati. Namun tetap saja.. selalu saja tidak bisa berhenti menanggapi celotehanmu. 

Aku bahagia.
Sebab aku tahu sebentar lagi kegundahanmu akan sirna.

Saat itu kami sama-sama tertawa larut dalam perbincangan random seperti biasa. Aku tahu kau selalu begitu. Menjadi hal yang tidak aneh lagi bagiku. Hingga sekarang. Bukannya menjadi bosan namun pada akhirnya selalu berhasil membuatku tertawa karenanya.

...............

Akhirnya kau bertemu juga dengan ilalang dan langit senja lagi bukan?

Sudah lama aku ingin membagi tempat ini denganmu. Biar sama-sama mengenal ilalang sore. Biar sama-sama bisa merasakan bagaimana ajaibnya ia dalam menghapus kegundahan. Bukan hanya aku. Tetapi kau juga.

Kau tahu? Di sini aku bisa menyepi bersama senja, langit, angin dan ilalang yang keemasan berbalut cahaya sore. Berbincang riang dengan mereka. 

Ya. 

Berbincang.

Di sini aku bisa meluapkan rasa yang membuncah di atas kanvas dengan setiap goresan kuas yang mengalun lembut berbalur warna jingga. Mendengarkan pesan yang disampaikan langit senja dan ilalang. Menerjemahkannya ke dalam cerita dalam goresan demi goresan kuas yang aku torehkan.

Sore itu, aku masih sangat ingat, kau benar-benar melupakan kegundahanmu. Kau pandangi ilalang yang riang menyambut cahaya jingga senja. Guratan senyum terlukis di wajahmu bersama ilalang yang menari-nari bersama angin sepoi sore itu. Membuatmu tak berhenti berceloteh dan tertawa riang. Aku selalu senang mendengarmu berceloteh. Hatiku pun bungah melihatmu kembali hidup. Kali ini biarlah menjadi giliranku untuk menghiburmu.

..............

Kau pun mulai kembali memetikkan dawai gitarmu dengan senyum riang.

Aku tersenyum memandangimu. Adalah suatu kelegaan melihatmu kembali hidup..

Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.