You ask me about LOST...? I do answer it!
Setahun terakhir banyak pelajaran yang saya dapat terutama tentang bagaimana susahnya bergelut dengan diri sendiri. Saya dulu adalah orang yang selalu bekerja dengan tepat, lancar dan selalu penuh motivasi, sekali motivasi meredup saya bisa mengakalinya, sehingga tidak tahu bagaimana rasanya menjadi seorang yang benar-benar kehilangan motivasi, tidak tahu menahu bagaimana rasanya menjadi seseorang yang berada di titik terendahnya, tidak tahu bagaimana rasanya stuck dan betapa sulitnya memunculkan suatu motivasi.
Suatu ketika Tuhan memberikan pilihan dan memberiku pelajaran berharga bagaimana rasanya pernah salah dalam memilih. And.. hasilnya.. saya benar-benar merasa saya salah memilih saat itu, saat saya dalam proses menikmati pilihan yang saya ambil. Ya saya bilang menikmati. Menikmati dengan senang hati hingga akhirnya saya sadar bahwa sebenarnya saya salah pilih saat itu, karena membuat saya tersesat. Dan hal itu tidak sesimpel sebelum-sebelumnya hingga berakibat ketersesatan saya dalam jalan saya menuju cita-cita saya. Saya tersesat. Kau tahu rasanya tersesat? Tidak ada petunjuk, kebingungan dalam melangkah dan LOST, sampai saya tidak tahu apa yang saya inginkan, selain keluar dari ketersesatan.
Jika sudah seperti itu pilihannya hanya dua, menyerah di tengah jalan atau melanjutkan perjalanan.
Jika memilih menyerah dan segera move on apakah jadinya akan baik? Bagaimana waktu setahun yang telah saya buang? Tidak. Hati kecil saya berkata tidak walaupun rasa ingin menyerah itu sungguh besar, apalagi tergiur dengan godaan-godaan yang entah kenapa muncul dengan energi yang begitu kuat. Dan kalau saya move on begitu saja, akankah bertambah baik? Saya pun belum tahu akan move on kemana.
Jika memilih melanjutkan perjalanan? Of course.. saya akan lebih lama menikmati ketersesatan dan bergelut dengan keinginan untuk menyerah, lupakan dan segera move on yang begitu kuat, dan itu rasanyaaa... I cant explain it.. I almost have no bearth.. sucking out my energy. Oh man... bergelut dengan diri sendiri itu sungguh tidak mengenakkan. Motivasi kembang kempis, apalagi harus melakukan hal yang di mindset sudah sangat berbeda. Rasanya t.e.r.p.a.k.s.a. Sorry to say.. but it's true at that moment, I'm juat a human being.
Akan tetapi Tuhan pasti memiliki alasan kenapa saya ditempatkan dalam kondisi seperti itu yang tidak sebentar. Value-nya adalah bagaimana berdamai dengan diri sendiri. Berkonflik dengan orang lain adalah hal yang tidak sulit bagi saya untuk menyelesaikannya, mungkin karena dalam hal itu saya dianggap sudah lulus oleh Tuhan, maka saya diuji dengan berkonflik dengan diri sendiri.
Dan bukan konflik yang sederhana. Sejauh ini, saat inilah konflik dengan diri sendiri yang paling berat yang pernah saya alami. Tapi saya percaya bahwa Tuhan memiliki sebuah alasan untuk saya ditempatkan dalam kondisi yang tidak mudah seperti ini.
Ya, ini sangat memakan waktu lama.. sedih kan rasanya.. tersesat sangat lama. Bayangkan saja hingga saya sendiri sangat bingung.. saya sendiri sampai tidak tahu apa yang sebenarnya saya inginkan, rasanya apa yang saya lakukan ini di luar kehendak saya, seperti orang yang tidak bisa makan nasi lalu dipaksa harus makan nasi, ya, dia akan tetap memakannya mau tidak mau, dengan hati sedih dan campur aduk, berusaha untuk menelannya namun nasi yang di mulut tak kunjung berkurang karena dia menelan sedikit demi sedikit. Yes.. exactly take a long time. Namun pada akhirnya pun dia akan menelan habis nasi tersebut walaupun sambil mual menahan muntah dalam prosesnya. Ya.. h.a.m.p.i.r.. m.u.n.t.a.h.
Something like that. Hingga saat ini saya masih tetap positive thinking bahwa akan ada saatnya saya benar-benar keluar dari ketersesatan ini dan kembali menemukan jalan menuju impian sebenarnya.
Semoga tidak akan menyerah. Bagi orang-orang di sekitar saya semoga bisa memahami. Jangan terlalu mengejar-ngejar, ayo cepat, ayo cepat, ini, itu, dan seakan tidak percaya bahwa saya akan selesai karena saya sedang terlihat tidak becus memang. hmm.. kau tahu rasanya bagaimana? ketika sedang berusaha keras membangun undakan motivasi, rasanya ada yang meruntuhkan lagi dengan palu yang sangat besar. And.. Boooom...! Runtuh seketika.
Jika bertemu dengan orang-orang dalam kondisi seperti saya di atas sebaiknya kita jangan terlalu menanyakan ini itu yang membuat mood nya tidak stabil, pada saat kondisi seperti itu seseorang pasti memiliki mood swing yang besar. Makanya dia butuh ketenangan untuk membuat mood-nya stabil. Ya. Yang dibutuhkan orang-orang dalam kondisi seperti saya ini adalah waktu untuk sendiri dan menenangkan diri. Hindari memberikan kata-kata yang sifatnya men-judge, itu sangat sensitif saat kondisi seperti itu. Mungkin niatnya baik mengingatkan untuk segera kembali, sehingga dipacu dengan sering diingatkan. Tapi seseorang dalam kondisi seperti itu pasti akan justru merasa seakan tidak dipercaya dan rasanya 'saya kok seperti have no motivation' banget padahal sebenarnya dia memiliki motivasi yang kuat untuk keluar dari kondisinya hanya saja memang perlu waktu yang tidak sebentar karena it's complicated because they also have big inner conflict that isn't easy now. They must deal with their own self. Yang sangat dibutuhkan saat itu adalah dukungan dan kepercayaan saja, itu cukup, cukup sekali untuk dapat membantunya keluar dari kondisinya saat itu, jangan terlalu banyak ditanya dan diingatkan. Believe, wait, and see. Dia akan keluar dari ketersesatan itu dengan sendirinya. Ini hanyalah bagian dari proses, proses dari pendewasaan batin.
Suatu ketika Tuhan memberikan pilihan dan memberiku pelajaran berharga bagaimana rasanya pernah salah dalam memilih. And.. hasilnya.. saya benar-benar merasa saya salah memilih saat itu, saat saya dalam proses menikmati pilihan yang saya ambil. Ya saya bilang menikmati. Menikmati dengan senang hati hingga akhirnya saya sadar bahwa sebenarnya saya salah pilih saat itu, karena membuat saya tersesat. Dan hal itu tidak sesimpel sebelum-sebelumnya hingga berakibat ketersesatan saya dalam jalan saya menuju cita-cita saya. Saya tersesat. Kau tahu rasanya tersesat? Tidak ada petunjuk, kebingungan dalam melangkah dan LOST, sampai saya tidak tahu apa yang saya inginkan, selain keluar dari ketersesatan.
Jika sudah seperti itu pilihannya hanya dua, menyerah di tengah jalan atau melanjutkan perjalanan.
Jika memilih menyerah dan segera move on apakah jadinya akan baik? Bagaimana waktu setahun yang telah saya buang? Tidak. Hati kecil saya berkata tidak walaupun rasa ingin menyerah itu sungguh besar, apalagi tergiur dengan godaan-godaan yang entah kenapa muncul dengan energi yang begitu kuat. Dan kalau saya move on begitu saja, akankah bertambah baik? Saya pun belum tahu akan move on kemana.
Jika memilih melanjutkan perjalanan? Of course.. saya akan lebih lama menikmati ketersesatan dan bergelut dengan keinginan untuk menyerah, lupakan dan segera move on yang begitu kuat, dan itu rasanyaaa... I cant explain it.. I almost have no bearth.. sucking out my energy. Oh man... bergelut dengan diri sendiri itu sungguh tidak mengenakkan. Motivasi kembang kempis, apalagi harus melakukan hal yang di mindset sudah sangat berbeda. Rasanya t.e.r.p.a.k.s.a. Sorry to say.. but it's true at that moment, I'm juat a human being.
Akan tetapi Tuhan pasti memiliki alasan kenapa saya ditempatkan dalam kondisi seperti itu yang tidak sebentar. Value-nya adalah bagaimana berdamai dengan diri sendiri. Berkonflik dengan orang lain adalah hal yang tidak sulit bagi saya untuk menyelesaikannya, mungkin karena dalam hal itu saya dianggap sudah lulus oleh Tuhan, maka saya diuji dengan berkonflik dengan diri sendiri.
Dan bukan konflik yang sederhana. Sejauh ini, saat inilah konflik dengan diri sendiri yang paling berat yang pernah saya alami. Tapi saya percaya bahwa Tuhan memiliki sebuah alasan untuk saya ditempatkan dalam kondisi yang tidak mudah seperti ini.
Ya, ini sangat memakan waktu lama.. sedih kan rasanya.. tersesat sangat lama. Bayangkan saja hingga saya sendiri sangat bingung.. saya sendiri sampai tidak tahu apa yang sebenarnya saya inginkan, rasanya apa yang saya lakukan ini di luar kehendak saya, seperti orang yang tidak bisa makan nasi lalu dipaksa harus makan nasi, ya, dia akan tetap memakannya mau tidak mau, dengan hati sedih dan campur aduk, berusaha untuk menelannya namun nasi yang di mulut tak kunjung berkurang karena dia menelan sedikit demi sedikit. Yes.. exactly take a long time. Namun pada akhirnya pun dia akan menelan habis nasi tersebut walaupun sambil mual menahan muntah dalam prosesnya. Ya.. h.a.m.p.i.r.. m.u.n.t.a.h.
Something like that. Hingga saat ini saya masih tetap positive thinking bahwa akan ada saatnya saya benar-benar keluar dari ketersesatan ini dan kembali menemukan jalan menuju impian sebenarnya.
Semoga tidak akan menyerah. Bagi orang-orang di sekitar saya semoga bisa memahami. Jangan terlalu mengejar-ngejar, ayo cepat, ayo cepat, ini, itu, dan seakan tidak percaya bahwa saya akan selesai karena saya sedang terlihat tidak becus memang. hmm.. kau tahu rasanya bagaimana? ketika sedang berusaha keras membangun undakan motivasi, rasanya ada yang meruntuhkan lagi dengan palu yang sangat besar. And.. Boooom...! Runtuh seketika.
Jika bertemu dengan orang-orang dalam kondisi seperti saya di atas sebaiknya kita jangan terlalu menanyakan ini itu yang membuat mood nya tidak stabil, pada saat kondisi seperti itu seseorang pasti memiliki mood swing yang besar. Makanya dia butuh ketenangan untuk membuat mood-nya stabil. Ya. Yang dibutuhkan orang-orang dalam kondisi seperti saya ini adalah waktu untuk sendiri dan menenangkan diri. Hindari memberikan kata-kata yang sifatnya men-judge, itu sangat sensitif saat kondisi seperti itu. Mungkin niatnya baik mengingatkan untuk segera kembali, sehingga dipacu dengan sering diingatkan. Tapi seseorang dalam kondisi seperti itu pasti akan justru merasa seakan tidak dipercaya dan rasanya 'saya kok seperti have no motivation' banget padahal sebenarnya dia memiliki motivasi yang kuat untuk keluar dari kondisinya hanya saja memang perlu waktu yang tidak sebentar karena it's complicated because they also have big inner conflict that isn't easy now. They must deal with their own self. Yang sangat dibutuhkan saat itu adalah dukungan dan kepercayaan saja, itu cukup, cukup sekali untuk dapat membantunya keluar dari kondisinya saat itu, jangan terlalu banyak ditanya dan diingatkan. Believe, wait, and see. Dia akan keluar dari ketersesatan itu dengan sendirinya. Ini hanyalah bagian dari proses, proses dari pendewasaan batin.