Gunung Prau - 3 : Otw Camp Area - Bukit Teletubis - Kejajar Dieng - Pulang

Matahari mulai meninggi, kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Sekitar jam 7 an kami menyiapkan makan sarapan untuk mengganjal perut pagi ini. Udara masih terasa dingin walaupun matahari sudah setinggi ombak. Pagi itu kami isi perut kami dengan indomie goreng, telur goreng kornet, dan segelas hot choco. Yummy... :D


Selesai mengisi perut, kami mulai berbenah, membersihkan semua peralatan, menggulung matras dan mem-packing tas keril kami.


Sekitar jam 9 pagi kami berangkat melanjutkan perjalanan dari camp area menuju puncak Gunung Prau kemudian turun via jalur Kejajar Dieng. Pertama kami melewati padang yang orang-orang sering bilang area bukit teletubis. hamparan tanah lapang, padang sabana, dan bunga-bunga daisy yang cantik menemani kami selama perjalanan. Untuk yang ini, kami lebih sering berhenti untuk berfoto dan menikmati perjalanan. Berjalan sebentar kemudian berhenti, berjalan sebentar berhenti hahaha hanya untuk berfoto ria hahaha Berikut foto yang sempat saya dan teman saya ambil selama perjalanan menyusuri bukit teletubis.




Ini nih yang membuat saya suka sekali selama perjalanan. Ada bocah cilik di atas Prau, umurnya kurang lebih sekitar 3 tahun kira-kira :3 Lucuu sekali. Good good. Semangat adek kecil. Hihi. Ternyata memang mereka sekeluarga naik ke Prau; si adek kecil, kakak laki-lakinya sekitar 5-6 tahunan dan ayah ibunya. Nice. Besok saya begitu juga ah. hahahahha :p *tsah




Masih menguntit rombongan si adek kecil kami menyusuri padang landai hingga puncak Prau. Sebelum sampai ke puncak memang jalanan mulai menanjak sedikit, tidak begitu lama sampailah kami di puncak Prau sekitar jam 10.00. Di puncak kami istirahat sejenak (sejenak yang agak lama. hahaha) bersama rombongan lain dan mengambil beberapa foto (lagi) hahahaha perjalanan pulang ini memang santai banget sih. haha Seloow kayak di pantai tapi di gunung (hayah.. opo toh..)


Dari puncak kami melanjutkan perjalanan turun. Kami pilih jalur yang turun ke daerah Kejajar, Dieng. Setelah melewati tower pemancar, jalanan mulai turun. Jalur Kejajar sendiri tidak begitu menanjak seperti Jalur Patak Banteng, sehingga tidak banyak turunan curam. Pada awalnya jalanan agak terjal tapi sedikit saja kok. Memang tidak berbatu tapi cukup curam, jadi juga harus hati-hati, setelahnya kami masuk ke hutan Prau dengan jalan turunan landai. Tak berapa lama kami memasuki hutan pinusnya Gunung Prau. Wah saya senang sekali di area ini. Kenapa? karena anginnya asik banget, sering bertiup, sejuk sekali, bikin capek saya langsung lenyap. Hahaha. Oh iya hati-hati ya turun di area hutan pinusnya, soalnya banyak akar pohon pinus yang menonjol-nonjol di jalanan, tidak aware sedikit bisa-bisa kaki keserimpet akar pinus.


Keluar dari hutan kami sampai di pintu masuk jalur pendakian Dieng daerah Kejajar. Dari sana kami turun melewati jalanan di antara ladang-ladang. kami disuguhi pemandangan perkebunan penduduk sekitar. Ini ladang-ladang yang teman saya RP sempat abadikan.


Wonosobo memang tempatnya rasanya tenang banget. Nice lah *thumb


Tak berapa lama, sekitar jam 12.00 sampailah kami di persimpangan jalan yang mempertemukan jalanan di antara ladang dengan jalan aspal. Di situlah kami langsung ndeprok duduk selonjoran sambil menunggu jemputan si bapak taksi langganan RP.


Datanglah bapak taksi dan diantarlah kami berlima menuju rumah NDL, teman kami yang rumahnya daerah Wonosobo. Di sana kami bersih-bersih, mandi-mandi, beres-beres, makan-makan sebelum pulang ke Jogja.


Seusai ashar saya, LP, HY, dan RP pamitan dengan teman kami dan keluarganya, kemudian berangkatlah kami perjalanan ke Jogja bersama bapak taksi yang setia menemani kami dari awal pendakian, menjemput di Kejajar, kemudian beli oleh-oleh, lantas pulang ke Jogja. Kalau yang perjalanan pulang ke Jogja ceritanya kami bertiga nebeng bang RP yang kebetulan ada dinas di daerah Klaten, jadi nebenglah kami sampai Jogja (hihi, lumayan gratisan kalau ini, sponsored by tempat RP kerja).


Selama perjalanan mata tidak bisa menahan kantuk lagi. Entah kapan mulai tidurnya, tahu-tahu 3 jam kemudian bangun-bangun sudah sampailah kami di Jogja. Uwooo sampai rumah juga (mana kasur, mana kasur, mana bantal, mana bantal, hahahaha). Terimakasih kepada bapak taksi yang baik banget mau mengantar kami sampai rumah masing-masing. Mantep bangetlah,Bapak! \(^o^)/


Selama perjalanan ke Prau 8-9 Agustus 2015 ini saya mengucapkan terimakasih kepada RP yang menyediakan tumpangan bernaung di hotelnya dan tumpangan pulang ke Jogjanya, NDL yang akhirnya muncul dari pertapaan di goanya (hahaha) dan berbaik hati mengurangi bawaan tas keril saya di awal perjalanan mendaki dan tumpangan istirahat di rumahnya waktu turun gunung, Bapak Ibunya NDL (terimakasih makan siangnya, Om, Tante, haha ayamnya mantep hahaha), HY dan LP teman perjalanan saya dari Jogja, Bapak Travel, Bapak Taksi, Adek kecil di atas Prau, dll.


Terimakasih semuanya. Perjalanan yang menyenangkan :)

photo by NDL



Sampai jumpa di perjalanan selanjutnya teman-teman :)


Tulisan sebelumnya : Gunung Prau - 1 dan Gunung Prau - 2



Rasa Syukur

Jika untuk bisa bersyukur kita mengambil dari pendekatan "membandingkan nasib". Membandingkan nasib/kondisi kita dengan orang lain...

Powered by Blogger.